Dan... Pengungsi Pun Tak Lagi Kekurangan Air

>Senin, 28 Mei 2001

Dan... Pengungsi Pun Tak Lagi Kekurangan Air

Kompas/reny sri ayu arman
UCAPAN Alhamdulillah disusul tepukan riuh dari ratusan pengungsi dan puluhan anak-anak penghuni panti, menghias Panti Asuhan Al-Anshar Timor-Timur, di Makassar, Sulawesi Selatan, awal Mei lalu. Tepuk tangan ini menandai semburan air yang keluar dari sumur bor berkedalaman 150 meter yang baru saja selesai dibangun atas bantuan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK). Seluruhnya Rp 31,5 juta.Memang saat itu airnya masih keruh karena pengerjaannya memang baru saja rampung. Tetapi, dua hari setelah itu, airnya sudah jernih dan tidak berbau sama sekali. Selain itu, air yang keluar tidak lagi terbatas, tetapi lancar sepanjang hari. Tidak terkira senangnya para pengungsi dan penghuni panti. Sejak saat itu, air yang jadi kebutuhan utama, tidak lagi menjadi masalah.

"Yang pasti kami semua sangat berterima kasih kepada pembaca Kompas dengan rampungnya pembangunan pompa air ini. Kalaupun nantinya para pengungsi sudah berangkat ke tempat transmigrasi, toh, pompa ini masih berguna untuk anak-anak yang ditampung di panti asuhan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan dapat juga digunakan untuk masyarakat sekitar sini," ujar Rahman.

***

TADINYA, Abdul Rahman, pengurus Panti Asuhan Al-Anshar Timor-Timur pusing tujuh keliling. Pasalnya, sejak panti asuhan yang diurusnya kedatangan para pengungsi, air yang tadinya memang sudah sulit, menjadi semakin sulit.

Sejak arus pengungsi keluar Timtim membesar, panti asuhan Al-Anshar di Makassar itu menjadi salah satu tempat pilihan para pengungsi. Silih berganti para pengungsi datang dari Timtim, mengungsi berbulan-bulan di panti asuhan itu, dan kemudian pergi ke daerah transmigran. Satu kelompok pergi, kelompok lain tinggal menunggu giliran.

Mulanya memang masalah air ini tidak terlalu dirasakan, tetapi lama-kelamaan semakin menjadi masalah. Apalagi di panti asuhan itu selain ratusan jiwa pengungsi, ratusan anak-anak penghuni panti pun menjadikan panti tersebut jadi tempat bernaung.

Masalah ini kemudian menemukan jalan keluar ketika beberapa waktu lalu Kompas membawa bantuan bahan makanan dan perlengkapan lainnya untuk para pengungsi. Pengurus panti asuhan dan para pengungsi mengeluhkan masalah kekurangan air ini. Pasalnya, di lokasi panti asuhan ini berada yakni di Daya, tidak dialiri air PAM. Pompa air dan sumur yang dibangun, tidak banyak menolong karena kedalamannya tidak maksimal.

"Di sini kami sangat kesulitan mendapatkan air bersih karena air PAM tidak masuk. Sebenarnya ada pompa air, tapi airnya sangat minim karena sumur pompanya tidak dalam. Kadang kami harus keluar ke tempat lain untuk mengambil air," ujar Abdul Rahman ketika itu.

Para pengungsi dan pengurus panti ketika itu bertanya apakah DKK juga bersedia memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan sumur bor berkedalaman memadai. Kompas akhirnya menyetujui permintaan ini dan selanjutnya dibangunlah sebuah sumur bor dengan kedalaman sekitar 150 meter.

***

SEMULA diperkirakan pembangunan sumur bor ini akan menelan dana Rp 35,5 juta. Ini dengan perhitungan menggunakan pompa tanam/bawah tanah yang harganya berkisar Rp 15 juta-Rp 25 juta. Ini belum termasuk biaya pengeboran yang mencapai Rp 65.000 per meter, mengingat tanah keras dan berbatu yang akan dibor. Bantuan juga termasuk pembangunan menara untuk penampungan air, pembelian berbagai peralatan lainnya seperti pipa serta penambahan daya listrik.

Akan tetapi, dengan pikiran untuk memaksimalkan bantuan, Kompas akhirnya meminta agar biaya pembangunan pompa air dapat ditekan serendah mungkin, tanpa meninggalkan masalah kualitas. Tujuannya agar kelebihan dana dapat digunakan untuk keperluan lain semisal merampungkan pembangunan pagar, atau menambah peralatan sekolah.

Setelah membanding-bandingkan harga bahan-bahan yang diperlukan serta ongkos tukang, biaya akhirnya memang berhasil ditekan hingga Rp 31,5 juta. Bahkan sisanya yang semula direncanakan untuk merampungkan pembangunan pagar dan pemasangan paving blok di halaman akhirnya juga dapat ditekan hingga menjadi Rp 2 juta. Ini berarti masih ada sisa Rp 2 juta. Saat ini bersama pengurus panti masih dibicarakan pemanfaatan sisa dana tersebut.

Senin (21/5) lalu, pengurus panti membicarakan kemungkinan bisa tidaknya kelebihan bantuan tersebut digunakan untuk membantu usaha jahit di panti asuhan. Di panti asuhan tersebut memang sudah ada dua mesin jahit dan satu mesin obras.

"Barangkali Kompas mau memberikan kelebihan uang tersebut untuk modal membeli kain dan benang serta perlengkapan menjahit lainnya. Biar anak-anak panti punya kerjaan, syukur-syukur penghasilan hingga tidak melulu minta bantuan," ujar Rahman. (Reny Sri Ayu Taslim)

0 comments:

Post a Comment

Jasa Pembuatan Sumur Bor Artesis

Jasa Kontraktor Proyek Pembuatan Sumur Bor Artesis Air Tanah Perumahan, Hotel maupun Industri

Didukung Ahli dan Tukang Berpengalaman Kami Menawarkan Jasa pembuatan sumur bor Artesis untuk beragam keperluan baik perumahan, Hotel dan Industri.Pengeboran Dilakukan dengan Mesin Bor Khusus yang relatif lebih cepat dan memiliki kemampuan yang cukup untuk memperoleh kedalaman sesuai dengan sumber air yang ada. 30 -200 meter.

Hubungi

Tel/Fax :021-73888872, 021-7372864,021-70692409

Mengatasi Masalah Air Bau, Keruh, Kuning, Tercemar Logam dll, GARANSI.

Air Bersih, Kini Tidak Masalah Lagi

Jasa Kontraktor Proyek Pembuatan Sumur Bor Artesis Air Tanah Perumahan, Hotel maupun Industri Didukung Ahli dan Tukang Berpengalaman Kami Menawarkan Jasa pembuatan sumur bor Artesis untuk beragam keperluan baik perumahan, Hotel dan Industri.Pengeboran Dilakukan dengan Mesin Bor Khusus yang relatif lebih cepat dan memiliki kemampuan yang cukup untuk memperoleh kedalaman sesuai dengan sumber air yang ada. 30 -200 meter.

Hubungi

Tel/Fax :021-73888872, 021-7372864,021-70692409

Mengatasi Masalah Air Bau, Keruh, Kuning, Tercemar Logam dll, GARANSI.

Air Bersih, Kini Tidak Masalah Lagi