harga murah sumur bor
Warga Kian Kesulitan Peroleh Air Bersih
Tegal, Kompas - Sebagian warga Kota Tegal, terutama yang berada di daerah pinggiran pantai, semakin mengalami kesulitan air bersih pada musim kemarau ini. Untuk membeli air bersih dengan harga murah, mereka terpaksa mengantre. Itu seperti dialami warga RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.
Joko (58), warga RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kamis (26/7), menuturkan, "Selama ini ratusan kepala keluarga di sini selalu mengalami kesulitan air bersih. Kondisi itu semakin parah setiap musim kemarau seperti saat ini."
Kesulitan air bersih terjadi akibat tidak berfungsinya sumur warga secara optimal, baik sumur dangkal maupun sumur bor yang dibuat hingga kedalaman 100 meter. Sebab, air dari sumur tersebut asin dan lengket. Itu akibat intrusi air laut yang berjarak sekitar setengah kilometer dari pemukiman warga.
Bahkan, pada musim kemarau seperti saat ini kualitas air sumur semakin turun. Air sumur dangkal sama sekali sudah tidak dapat dimanfaatkan karena rasanya hampir menyerupai air laut. Sedangkan air sumur bor masih dapat digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian, meskipun rasanya agak asin.
Untuk kebutuhan memasak, sebagian warga menjadi pelanggan PDAM. Namun, dengan alasan debit terlalu kecil, hanya sekitar empat pelanggan yang mendapatkan aliran air. Ratusan pelanggan PDAM lainnya di daerah itu tidak mendapatkan aliran air.
Akibatnya, warga yang tidak mendapat aliran air bersih terpaksa membeli dari warga yang masih teraliri air bersih. Mereka membayar Rp 400 untuk satu jeriken air.
Namun, pada musim kemarau ini pasokan air bersih semakin tidak mencukupi. Sebelumnya, aliran air bersih masih dapat diperoleh mulai pukul 20.00 hingga 08.00. Namun, saat ini hanya diperoleh pada pukul 24.00 hingga 06.00. Tidak cukup
Akibatnya, ketersediaan air bersih tidak mencukupi. Warga terpaksa antre dan berebut untuk membeli air bersih. Kondisi itu sering memicu pertikaian di antara mereka.
Menurut Joko, sebagian warga yang tidak mendapatkan air bersih terpaksa memanfaatkan air sumur bor untuk minum. Sebagian lainnya membeli air dari daerah lain dengan harga yang sangat mahal, mencapai Rp 1.500 per jeriken.
Ketua RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Sugiyanto menyatakan, jumlah KK di wilayahnya mencapai sekitar 500 KK. Menurutnya, kesulitan air bersih sangat membebani warganya.
Sebab, sebagian besar dari mereka hanya bermata pencaharian sebagai buruh nelayan dan tukang becak. Padahal, saat ini kondisi laut sedang tidak bersahabat sehingga banyak nelayan yang tidak bekerja.
Oleh karena itu, warga berharap adanya bantuan dari pemerintah. Sebab diperkirakan kesulitan air bersih akan semakin parah memasuki pertengahan Agustus.
Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh
Tegal, Kompas - Sebagian warga Kota Tegal, terutama yang berada di daerah pinggiran pantai, semakin mengalami kesulitan air bersih pada musim kemarau ini. Untuk membeli air bersih dengan harga murah, mereka terpaksa mengantre. Itu seperti dialami warga RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.
Joko (58), warga RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kamis (26/7), menuturkan, "Selama ini ratusan kepala keluarga di sini selalu mengalami kesulitan air bersih. Kondisi itu semakin parah setiap musim kemarau seperti saat ini."
Kesulitan air bersih terjadi akibat tidak berfungsinya sumur warga secara optimal, baik sumur dangkal maupun sumur bor yang dibuat hingga kedalaman 100 meter. Sebab, air dari sumur tersebut asin dan lengket. Itu akibat intrusi air laut yang berjarak sekitar setengah kilometer dari pemukiman warga.
Bahkan, pada musim kemarau seperti saat ini kualitas air sumur semakin turun. Air sumur dangkal sama sekali sudah tidak dapat dimanfaatkan karena rasanya hampir menyerupai air laut. Sedangkan air sumur bor masih dapat digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian, meskipun rasanya agak asin.
Untuk kebutuhan memasak, sebagian warga menjadi pelanggan PDAM. Namun, dengan alasan debit terlalu kecil, hanya sekitar empat pelanggan yang mendapatkan aliran air. Ratusan pelanggan PDAM lainnya di daerah itu tidak mendapatkan aliran air.
Akibatnya, warga yang tidak mendapat aliran air bersih terpaksa membeli dari warga yang masih teraliri air bersih. Mereka membayar Rp 400 untuk satu jeriken air.
Namun, pada musim kemarau ini pasokan air bersih semakin tidak mencukupi. Sebelumnya, aliran air bersih masih dapat diperoleh mulai pukul 20.00 hingga 08.00. Namun, saat ini hanya diperoleh pada pukul 24.00 hingga 06.00. Tidak cukup
Akibatnya, ketersediaan air bersih tidak mencukupi. Warga terpaksa antre dan berebut untuk membeli air bersih. Kondisi itu sering memicu pertikaian di antara mereka.
Menurut Joko, sebagian warga yang tidak mendapatkan air bersih terpaksa memanfaatkan air sumur bor untuk minum. Sebagian lainnya membeli air dari daerah lain dengan harga yang sangat mahal, mencapai Rp 1.500 per jeriken.
Ketua RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Sugiyanto menyatakan, jumlah KK di wilayahnya mencapai sekitar 500 KK. Menurutnya, kesulitan air bersih sangat membebani warganya.
Sebab, sebagian besar dari mereka hanya bermata pencaharian sebagai buruh nelayan dan tukang becak. Padahal, saat ini kondisi laut sedang tidak bersahabat sehingga banyak nelayan yang tidak bekerja.
Oleh karena itu, warga berharap adanya bantuan dari pemerintah. Sebab diperkirakan kesulitan air bersih akan semakin parah memasuki pertengahan Agustus.
Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh
0 comments:
Post a Comment