Peroleh Air, Warga Gali Sumur Sampai 180 Meter

Krisis air bersih telah memuncak di Cilacap, Jawa Tengah. Di Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, warga terpaksa menggali sumur lagi sedalam 180 meter untuk mendapatkan mata air. Namun, mata air tetap tidak keluar meski sudah digali sedalam itu.

Kades Ujungmanik Supardan mengatakan, sumur warga benar-benar mengering. Warga sudah berusaha mencari air ke desa-desa sekitar, namun tetap tidak menemukannya. Bahkan, ribuan warga di wilayah juga sudah berusaha menggali sumur lebih dalam lagi.

"Bahkan, di Desa Ujungmanik, warga bahkan menggali sumur hingga kedalaman 180 meter. Bayangkan berapa dalamnya sumur yang sudah digali. Namun, kenyataannya mata air tetap tidak keluar hingga menggali sedalam itu," ujarnya, Selasa (4/9/2007).

Kalau pun ada, kata dia, mereka harus kecewa karena sedikit air yang ke luar dan layak dikonsumsi. Air yang didapatkan berasa asin. "Kalau hanya keruh masih bisa digunakan dengan diendapkan dulu. Tetapi kalaui airnya berasa asin jelas tidak mungkin dipakai untuk air minum maupun memasak," ujarnya.

Menurut Supardan, warga memang nekat membuat sumur bor hingga kedalaman maksimal. Sebab hal itu merupakan satu-satunya alternatif yang paling mungkin dilakukan. Harapannya, mereka bisa memperoleh air layak konsumsi dan bisa dimanfaatkan bersama-sama oleh seluruh warga.

Dia menambahkan, sebenarnya pada musim kemarau seperti saat ini, warga sebelumnya bisa mengandalkan sumber air alternatif, yakni dari aliran irigasi Sungai Citanduy. Namun, Sungai Citanduy, yang bisa menjadi "dewa penolong', ternyata sudah tidak sampai lagi ke daerah itu. "Warga memang hanya bergantung dari bantuan air yang dikirim Pemkab," imbuhnya.