Warga Andalkan Air dari Sumur Artesis
Warga Andalkan Air dari Sumur Artesis
Semarang, Kompas - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, menghadapi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2006, warga Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, tidak terlalu khawatir akan kekurangan air. Air Sendang Kali Bendo yang dipergunakan warga Banaran, Kelurahan Sekaran, belum surut. Ini karena beberapa warga menggunakan sumur artesis untuk mengurangi ketergantungan pada sendang itu.
Petugas penjaga Sendang Kali Bendo, Tahfidz, Sabtu (8/7), mengungkapkan, pada musim kemarau, kedalaman Sendang Kali Bendo sering menurun. Namun, saat ini mata air sendang sedalam lima meter itu masih normal. Padahal, sebagian besar air disalurkan ke rumah warga melalui pipa-pipa panjang. Air dialirkan menggunakan 10 mesin pompa. Di sendang itu ada dua puluhan pipa, masing-masing untuk lima keluarga.
Saat musim kemarau seperti ini, ia memperkirakan beberapa bulan lagi persediaan air sendang akan berkurang. Jika kondisi ini terjadi, warga Banaran akan membeli air bersih.
Achmad Subechi, warga Banaran, mengatakan, pasokan air masih normal. Ia menuturkan, kondisi tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Menurut pemilik indekos mahasiswi Universitas Negeri Semarang ini, warga kini lebih banyak menggantungkan kesediaan air dari sumur artesis. "Warga yang tidak mau iuran membuat sumur bor mau tak mau mengambil air dari belik (Sendang Kali Bendo)," ujar Subechi.
Sebelum menggunakan sumur bor, mereka mengatakan menggantungkan pada mata air. Jika persediaan air di sendang habis, warga beramai- ramai memesan air bersih yang diangkut menggunakan truk tangki. Endang, mahasiswi Fakultas Bahasa dan Seni Unnes, menuturkan, musim kemarau tahun lalu ia dan rekan-rekannya terpaksa mandi di kampus. Puncak kekurangan air biasanya terjadi pada bulan Agustus. "Kalau sudah kemarau panjang. Mulai jam 05.00, di kampus itu sudah antre sampai 12 orang," ujarnya. (ICH)
Semarang, Kompas - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, menghadapi musim kemarau yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2006, warga Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, tidak terlalu khawatir akan kekurangan air. Air Sendang Kali Bendo yang dipergunakan warga Banaran, Kelurahan Sekaran, belum surut. Ini karena beberapa warga menggunakan sumur artesis untuk mengurangi ketergantungan pada sendang itu.
Petugas penjaga Sendang Kali Bendo, Tahfidz, Sabtu (8/7), mengungkapkan, pada musim kemarau, kedalaman Sendang Kali Bendo sering menurun. Namun, saat ini mata air sendang sedalam lima meter itu masih normal. Padahal, sebagian besar air disalurkan ke rumah warga melalui pipa-pipa panjang. Air dialirkan menggunakan 10 mesin pompa. Di sendang itu ada dua puluhan pipa, masing-masing untuk lima keluarga.
Saat musim kemarau seperti ini, ia memperkirakan beberapa bulan lagi persediaan air sendang akan berkurang. Jika kondisi ini terjadi, warga Banaran akan membeli air bersih.
Achmad Subechi, warga Banaran, mengatakan, pasokan air masih normal. Ia menuturkan, kondisi tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Menurut pemilik indekos mahasiswi Universitas Negeri Semarang ini, warga kini lebih banyak menggantungkan kesediaan air dari sumur artesis. "Warga yang tidak mau iuran membuat sumur bor mau tak mau mengambil air dari belik (Sendang Kali Bendo)," ujar Subechi.
Sebelum menggunakan sumur bor, mereka mengatakan menggantungkan pada mata air. Jika persediaan air di sendang habis, warga beramai- ramai memesan air bersih yang diangkut menggunakan truk tangki. Endang, mahasiswi Fakultas Bahasa dan Seni Unnes, menuturkan, musim kemarau tahun lalu ia dan rekan-rekannya terpaksa mandi di kampus. Puncak kekurangan air biasanya terjadi pada bulan Agustus. "Kalau sudah kemarau panjang. Mulai jam 05.00, di kampus itu sudah antre sampai 12 orang," ujarnya. (ICH)
0 comments:
Post a Comment