Menyelamatkan Air Hujan Melalui Sumur Resapan
Air hujan bagi sebagian masyarakat Indonesia kini bukan lagi berkah, tetapi musibah. Lihat saja jika musim penghujan datang, warga masyarakat harus bersiap menghadapi datangnya banjir. Kedatangan air hujan yang seharusnya kita syukuri, malah kita takuti. Namun jika musim telah berganti menjadi kemarau, masyarakat kerap mengeluh kekurangan air untuk keperluan sehari-hari. Sebuah paradoks yang harus segera kita sikapi bersama.
Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh kebumi sebagian akan kembali menguap, sebagian akan terhisap oleh tanah dan sebagian lagi akan mengalir sebagai air permukaan. Sebagian air yang menguap ini nantinya akan kembali menjadi hujan, sedangkan air yang terhisap oleh tanah, kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Sebagian lagi yang mengalir dipermukaan, jika tidak kita kelola dengan baik akan menjadi banjir yang kerap terjadi.
Berubahnya fungsi lahan pada perkotaan dari yang seharusnya menjadi lahan resapan menjadi bangunan permanen menambah kecil kemampuan tanah untuk menghisap air hujan. Hal ini membawa implikasi kepada bertambahnya air yang mengalir di permukaan. Dengan begitu kondisi cadangan air tanah kita akan makin berkurang sehingga di musim kemarau kita akan kekurangan air dan pada musim penghujan air permukaan akan semakin bertambah, dengan kata lain banjir akan sering terjadi.
Kenyataan lain yang dapat kita lihat saat ini dan masa yang akan datang adalah terganggunya keseimbangan air tanah karena adanya peningkatan penggunaannya dari waktu ke waktu. Hingga Ismael Serageldin, mantan wakil presiden bank dunia, pada satu dekade yang lalu pernah mengatakan bahwa, jika saat ini perang dunia banyak diakibatkan oleh si emas hitam (minyak bumi), maka perang masa datang akan dipicu oleh emas biru alias air.
Sebuah Solusi
Menyelamatkan air hujan sebenarnya tidak perlu menghadirkan program muluk-muluk yang memakan biaya besar atau dengan mendatangkan pembicara kelas dunia. Akan tetapi cukup dilakukan dihalaman rumah kita dengan teknologi dan biaya yang sederhana dan murah, yaitu dengan pembuatan sumur resapan.
Sumur resapan sendiri diartikan sebagai sumur gali yang berfungsi menampung, meresapkan dan mengalirkan air hujan yang jatuh dipermukaan tanah, bangunan dan juga atap rumah. Dengan begitu air hujan lebih banyak terserap ke dalam tanah dan air permukaan yang mengalir pun menjadi berkurang.
Pembuatan sumur resapan ini tidak hanya terbatas pada rumah-rumah saja, namun juga pusat-pusat pembelanjaan, hotel, apartemen dan perkantoran pun harus memiliki sumur-sumur resapan. Sehingga program penyelamatan air hujan ini menjadi lebih efektif dan menjangkau semua lapisan.
Jika kita berkaca kepada negara-negara lain, sejumlah negara menaruh perhatian cukup besar terhadap konservasi air. Di negara Singapura, tetesan pendingin udara (AC) pun tidak dibiarkan sia-sia, melainkan ditampung untuk kemudian dimanfaatkan kembali. Lain halnya dengan di Jepang. Mereka membangun sumur-sumur resapan pada bangunan-bangunan bertingkatnya dengan tujuan untuk melindungi konstruksi tiang pancang besi baja dari pengaruh air asin akibat intrusi air laut.
Dengan demikian membuat sumur resapan itu seperti menabung air tanah. Selain itu, dapat pula menambah atau meninggikan permukaan air tanah dangkal, menambah potensi air tanah, mengurangi genangan banjir, mengurangi amblesan tanah, mencegah intrusi air laut serta mengurangi beban pencemaran air tanah.
Mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam, atau labil. Persyaratan lainnya adalah sumur resapan harus dijauhkan minimal lima meter dari septic tank jika diukur dari tepi, juga dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, dan berjarak minimum satu meter dari fondasi bangunan. Bentuk sumur itu sendiri boleh bundar atau persegi empat, sesuai selera pemilik tanah.
Kedalaman sumur resapan bisa sampai pada tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Penutup sumur menggunakan pelat beton bertulang dengan ketebalan 10 sentimeter, sedangkan dinding sumur dapat menggunakan bius beton, batu bata merah atau batako.
Sementara pengisi sumur untuk menjernihkan air hujan menggunakan batu pecah ukuran 10-20 sentimeter, pecahan bata merah ukuran 5-10 sentimeter, arang serta ijuk. Untuk saluran yang mengalirkan air ke sumur resapan dapat menggunakan pipa PVC berdiameter 110 milimeter atau pipa beton dengan diameter 200 milimeter.
Peranan Pemerintah
Mengingat pentingnya pembangunan sumur resapan ini, maka perlu adanya perhatian serius dari pemerintah. Salah satunya adalah seperti yang telah di lakukan oleh pemerintah DKI Jakarta dengan memasukkan item pembuatan sumur resapan dalam perda tentang pengajuan izin mendirikan bangunan (IMB). Namun dengan catatan bahwa program ini harus dikontrol oleh masyarakat, agar dapat berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.
Pemerintah DKI Jakarta pada awalnya, mengatur pembangunan sumur resapan melalui SK Gubernur DKI No. 17 tahun 1992, namun karena bajir yang melanda Jakarta hampir tiap tahun terjadi maka aturan ini ditingkatkan menjadi Perda No 17/1996 yang isinya mewajibkan setiap warga Jakarta untuk membuat sumur resapan. Padahal, saat ini tidak hanya kota-kota besar yang perlu membuat sumur resapan, tetapi juga kota-kota di sepanjang tepi pantai, bahkan kota-kota di pedalaman seperti Yogyakarta, Bogor, Bandung, dan Solo. Hal ini dikarenakan kian kompleksnya persoalan air yang dihadapi oleh tiap daerah.
Oleh karena itu pemerintah daerah harus mulai mengantisipasi dan menata daerahnya masing-masing. Selain membuat perangkat hukum yang mendukung program konservasi air, juga harus giat melakukan sosialisasi pentingnya pembuatan sumur resapan sebagai salah satu metode penyelamatan air hujan.
Akhirnya, menyelamatkan air hujan bukan hanya kewajiban pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh warga negara. Sebab, ketika air dalam tanah menjadi kering dan dengan terpaksa kita membeli air bersih maka kita hanya memperkaya perusahaan-perusahaan air yang tanpa bersalah memperdagangkan air. Untuk itu, mari jadikan air hujan sebagai asset, ia hadir sebagai berkah, bukan sebagai musibah.
Sumber : fakhruriza.wordpress.com
sumur bor artesis
Jasa Pembuatan Sumur Bor Artesis
Jasa Kontraktor Proyek Pembuatan Sumur Bor Artesis Air Tanah Perumahan, Hotel maupun Industri
Didukung Ahli dan Tukang Berpengalaman Kami Menawarkan Jasa pembuatan sumur bor Artesis untuk beragam keperluan baik perumahan, Hotel dan Industri.Pengeboran Dilakukan dengan Mesin Bor Khusus yang relatif lebih cepat dan memiliki kemampuan yang cukup untuk memperoleh kedalaman sesuai dengan sumber air yang ada. 30 -200 meter.
Hubungi
Tel/Fax :021-73888872, 021-7372864,021-70692409
Mengatasi Masalah Air Bau, Keruh, Kuning, Tercemar Logam dll, GARANSI.
Air Bersih, Kini Tidak Masalah Lagi
0 comments:
Post a Comment