Perhatikan Lagi Sumur Resapan di Rumah Anda

Perihal air, Jakarta dan kota-kota besar lainnya mengalami dua hal berlawanan. Di permukaan tanah, banjir bisa mencapai atap rumah seperti yang terjadi belakangan ini, sementara di bawah tanah, permukaan air tanah (water table) di kota-kota besar di Pulau Jawa turun empat meter dalam setahun, seperti pernyataan Pusat Lingkungan Geologi Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (Menanti Kabar Baik dari Depok, di sebuah situs web, 4 Desember 2006).

Namun, untunglah kita punya instrumen ampuh yang sederhana, yakni apa yang disebut sumur resapan atau nama lengkapnya adalah sumur resapan air hujan. Walaupun tidak seluruh masalah bisa diatasi, sumur resapan ini secara teoretis akan banyak membantu meringankan kedua masalah tersebut sekaligus.

Cara kerja

Bagaimana sebenarnya sumur resapan itu bekerja? Air hujan yang jatuh ke suatu halaman setidaknya 85 persen harus bisa diserap oleh halaman tersebut agar tidak meluapkan banjir. Halaman rumah Anda secara alamiah bisa meresap curahan air hujan yang jatuh ke sana, termasuk dari atap rumah, yang mengalir melalui talang. Sumur resapan akan mengurangi sumbangan bencana banjir dengan mengurangi sumbangan run off air hujan.

Ke bawah tanah, resapan air yang melalui sumur resapan ini akan masuk merembes lapisan tanah yang disebut sebagai lapisan tidak jenuh di mana tanah (dari berbagai jenis) masih bisa menyerap air, kemudian masuk menembus permukaan tanah (water table) di mana di bawahnya terdapat air tanah (ground water) yang terperangkap di lapisan tanah yang jenuh. Air tanah inilah yang dikonsumsi penduduk kota di atasnya.

Masuknya air hujan melalui peresapan inilah yang menjaga cadangan air tanah agar tetap bisa dicapai dengan mudah. Ini karena permukaan air tanah memang bisa berubah-ubah, tergantung dari suplai dan eksploitasinya.

Lalu, bagaimana sebaiknya sebuah sumur resapan di pekarangan rumah Anda dibuat?

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, persyaratan umum yang harus dipenuhi ialah sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam, atau labil. Selain itu, sumur resapan juga dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum lima meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum satu meter dari fondasi bangunan.

Bentuk sumur itu sendiri boleh bundar atau persegi empat, sesuai selera. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah.

Dengan teralirkan ke dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh di areal rumah kita tidak terbuang percuma ke selokan lalu mengalir ke sungai.

Aliran sumur resapan

Air hujan yang jatuh di atap rumah sekalipun dapat dialirkan ke sumur resapan melalui talang. Persyaratan teknis sumur resapan lainnya ialah kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan. Sedangkan struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah lebih besar atau sama dengan 2,0 cm per jam (genangan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi.

Pertama, permeabilitas (kemampuan tanah menyerap air) sedang, yaitu 2,0-3,6 cm per jam. Kedua, permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm per jam. Ketiga, permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm per jam. Spesifikasi sumur resapan tersebut meliputi penutup sumur, dinding sumur bagian atas dan bawah, pengisi sumur, dan saluran air hujan.

Untuk penutup sumur dapat digunakan, misalnya, pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil.

Dapat digunakan juga pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak diberi beban di atasnya.

Dapat digunakan juga ferocement (setebal 10 cm). Adapun untuk dinding sumur bagian atas dan bawah dapat digunakan bis beton. Dinding sumur bagian atas dapat menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir, diplester dan diaci semen. Sedangkan pengisi sumur dapat menggunakan batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang.

Pecahan batu tersebut disusun berongga. Untuk saluran air hujan, dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm.

Sumur resapan dapat dibuat oleh tukang pembuat sumur gali berpengalaman dengan memerhatikan persyaratan teknis dan spesifikasi tersebut.

Hemat penulis, sumur resapan ini bukan hanya penting bagi DKI Jakarta dan sekitarnya. Kota-kota lain, seperti Bandung, Surabaya, Makassar, bahkan juga kota-kota di pedalaman seperti Bogor dan Solo, juga perlu melakukannya. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan, sebagaimana perangkat-perangkat lainnya, sumur resapan memerlukan pemeliharaan dan perbaikan. Karena itu, periksalah sumur resapan Anda setiap menjelang musim hujan atau paling tidak tiga tahun sekali.

Saptono Istiawan IAI; Arsitek dan Pengamat Perkotaan

sumber: http://www.kompas.co.id


Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh