Proyek Sumur Dalam

Proyek Atasi Kekeringan Sebaiknya Dikelola Warga

Slawi, Kompas - Penduduk Desa Penujah, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, menolak rencana Pemerintah Kabupaten Tegal dan Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Tegal yang hendak melaksanakan proyek mengatasi kekeringan melalui kerja sama operasional dengan pihak ketiga. Proyek untuk mengatasi kekeringan senilai Rp 150 juta itu, yang dananya berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, menurut penduduk sebaiknya diserahkan kepada pihak aparat desa dan dikelola bersama warga.

Sejumlah penduduk di Desa Penujah, Sabtu (9/8), yang ditemui tengah mencari air di dasar sungai yang telah mengering, mengemukakan, mereka ingin membuat sumur dalam semipermanen melalui dana bantuan proyek mengatasi kekeringan tersebut. Dana dari Pemprov Jateng itu kabarnya sudah turun dan saat ini dikuasai Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglimas) Kabupaten Tegal. Dengan adanya sumur dalam semipermanen, diharapkan kesulitan air yang dialami warga setiap musim kemarau bisa teratasi.

"Sumber air yang bagus sementara baru ditemukan di dasar Sungai Menjawah. Oleh warga, air dari sumber itu bisa dinaikkan lewat pompa air, kemudian dialirkan ke bak tandon umum yang kabarnya akan dibangun di setiap rukun tetangga (RT)," ujar Suparno, tokoh masyarakat setempat.

Pengamatan di Desa Penujah, sekitar 15 kilometer arah tenggara Kota Slawi (Kabupaten Tegal), yang berada di atas Waduk Cacaban menuju ke arah Bumijawa, itu, kondisinya benar-benar gersang. Jalan desa sangat berdebu, banyak tanaman bambu, sengon, dan pohon jati mengering. Daun bambu menguning dan berguguran di tepi jalan.

Sejumlah penduduk mengaku, praktis sudah hampir dua bulan ini mereka harus berhemat air. Sumur, tandon air, dan sungai desa itu sudah mengering. Begitu keringnya sungai hingga dasar sungai berpasir itu tampak putih.

Di tepi sungai ada genangan air bekas limbah penduduk yang mencuci pakaian di dekat sumber air. Penduduk menggali di tengah sungai untuk menemukan sumber air jernih. Tampak sekelompok bebek milik penduduk minum di genangan kotor sisa cucian tersebut.

Tidak ada koordinasi

Kepala Desa Penujah Takim menjelaskan, Kantor Kesbanglimas sudah memanggil perangkat Desa Penujah dan tokoh warga setempat. Dalam pertemuan, warga kecewa karena pihak pemkab ternyata hendak memanfaatkan dana proyek kekeringan ini melalui KSO dengan pihak lain. Padahal, warga sudah menyusun rencana membangun sumur artesis atau sumur dalam. Total biaya pembuatan sumur dalam itu sampai jaringannya mencapai Rp 50 juta, kemudian membangun tandon di setiap RT sekitar Rp 25 juta, dan dana selebihnya bisa dimanfaatkan untuk mencari sumur dalam lain.

"Usulan warga itu tampaknya tidak ditanggapi. Jika memang dana proyek kekeringan itu untuk Desa Penujah, sebaiknya dana itu sepenuhnya bisa dikelola warga secara mandiri. Pihak pemkab hanya sebatas mengontrol dan memberi masukan daerah mana saja yang sebaiknya ditempatkan tandon air supaya semua warga terlayani," kata Takim.

Takim mengemukakan, akibat adanya silang pendapat soal penggunaan dana itu, warga menjadi antipati. Bila hal ini dibiarkan, warga yakin proyek kekeringan yang dibangun oleh pemkab itu mubazir, tidak sesuai dengan usulan warga. Dari silang pendapat ini, petugas pekerjaan umum maupun pemkab yang melakukan survei ke desa juga tidak mau berkoordinasi dengan aparat desa maupun penduduk desa.

Beberapa warga menduga, sikap ngotot pemkab hendak menjadikan proyek mengatasi kekeringan melalui KSO itu menunjukkan bahwa kesulitan penduduk di masa kemarau telah diproyekkan oleh oknum pejabat tertentu.

Untuk sumur

Sampai akhir minggu pertama Agustus 2003, tidak kurang 20 desa lebih di Kabupaten Tegal yang dilanda kekeringan dan penduduk mengalami kesulitan air. Mereka tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Kedungbanteng, Surodadi, Warurejo, serta sebagian Kecamatan Bumijawa dan Pangkah. Kekeringan ini menyebabkan sekitar 2.000 penduduk di kawasan pantai utara (pantura) Jateng kekurangan air di musim kemarau.

Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapeldada) Kabupaten Tegal Suhartono mengemukakan, untuk membantu kesulitan air di daerah yang kekeringan, pemkab telah mengirim bantuan air bersih lebih kurang 3.000 tangki air. Sebagian dari air bersih itu sudah dikirimkan ke desa-desa yang membutuhkan dan penanganannya melalui dinas sosial setempat.

Untuk membantu penduduk yang kekeringan di Kecamatan Warurejo, pemkab telah merealisasi proyek pembuatan sumur dalam di Desa Kedungkelor. Dana pembuatan sumur itu sekitar Rp 45 juta, yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tegal tahun 2003. Sumur dalam dipilih di desa pantura itu karena sumur permukaan kurang baik, mengingat airnya asin dan sudah terintrusi air laut.

Atas permintaan penduduk, sumur dalam serupa akan dibangun di Warurejo. Namun, dananya menunggu perubahan anggaran nanti.

Mengenai proyek sumur di Penujah, Suhartono menyatakan, karena proyek itu bantuan Pemprov Jateng, penanganannya dilakukan oleh Kantor Kesbanglimas Tegal. Lokasi sumber airnya masih disurvei dan pihak desa memang dapat menggunakan dana itu untuk pembuatan sumur dalam permanen.

Bupati Brebes Indra Kusuma, pekan lalu, menyerahkan bantuan pompa air dari Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto untuk membantu penduduk yang mengalami kesulitan air bersih. Bantuan pompa air dengan kekuatan dua PK (tenaga kuda) diberikan kepada desa yang mengalami kekeringan secara bergantian. Pompa air itu dapat digunakan untuk mengisap air bersih melalui sumur bor dengan kedalaman sampai 60 meter.

Kepala Kantor Informasi dan Kehumasan Pemerintah Kabupaten Brebes Djayoesman menjelaskan, setiap pompa air bantuan gubernur itu bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan air bersih dari sekitar 150 keluarga. Untuk melengkapi pompa air itu masih diperlukan dana Rp 16 juta untuk setiap pompa air, terutama untuk membiayai pembuatan sumur bor dan bak penampungan air.

Bupati Brebes mengingatkan, warga harus menjaga pompa dan sumur bornya sehingga kebutuhan air bersihnya dapat terjamin. Mereka tidak perlu lagi mencari air bersih sampai ke luar desanya. (who)
Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh

0 comments:

Post a Comment

Jasa Pembuatan Sumur Bor Artesis

Jasa Kontraktor Proyek Pembuatan Sumur Bor Artesis Air Tanah Perumahan, Hotel maupun Industri

Didukung Ahli dan Tukang Berpengalaman Kami Menawarkan Jasa pembuatan sumur bor Artesis untuk beragam keperluan baik perumahan, Hotel dan Industri.Pengeboran Dilakukan dengan Mesin Bor Khusus yang relatif lebih cepat dan memiliki kemampuan yang cukup untuk memperoleh kedalaman sesuai dengan sumber air yang ada. 30 -200 meter.

Hubungi

Tel/Fax :021-73888872, 021-7372864,021-70692409

Mengatasi Masalah Air Bau, Keruh, Kuning, Tercemar Logam dll, GARANSI.

Air Bersih, Kini Tidak Masalah Lagi

Jasa Kontraktor Proyek Pembuatan Sumur Bor Artesis Air Tanah Perumahan, Hotel maupun Industri Didukung Ahli dan Tukang Berpengalaman Kami Menawarkan Jasa pembuatan sumur bor Artesis untuk beragam keperluan baik perumahan, Hotel dan Industri.Pengeboran Dilakukan dengan Mesin Bor Khusus yang relatif lebih cepat dan memiliki kemampuan yang cukup untuk memperoleh kedalaman sesuai dengan sumber air yang ada. 30 -200 meter.

Hubungi

Tel/Fax :021-73888872, 021-7372864,021-70692409

Mengatasi Masalah Air Bau, Keruh, Kuning, Tercemar Logam dll, GARANSI.

Air Bersih, Kini Tidak Masalah Lagi