Atasi Kekeringan,dan Kerisis Air Bersih
Atasi Kekeringan, Pemkot Cuma Bisa Kirim Air Bersih
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang hanya dapat mendistribusikan bantuan air bersih untuk menghadapi bencana kekeringan tahun ini. Bantuan air bersih yang didistribusikan melalui 14 tangki milik Pemkot Semarang itu pun akan diberikan bila masyarakat sudah mengeluh kekurangan air. Menurut rencana, penyaluran air bersih ke daerah rawan kekeringan akan diberikan cuma-cuma kepada masyarakat.Bantuan air bersih itu sampai sekarang belum terealisasi. Pemkot tampaknya masih menunggu laporan dari masyarakat yang membutuhkan air. Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip, Kamis (4/7), mengatakan sampai saat ini, kebutuhan air bersih belum mendesak, begitu pula untuk warga Gunungpati yang belakangan berteriak kekurangan air.
"Kalau mereka belum membutuhkan air, untuk apa kita mendrop air bersih," kata Sukawi Sutarip.
Seperti diberitakan (Kompas 3/7), warga Gunungpati mulai kesulitan mendapatkan air bersih terutama Kelurahan Pongangan dan Kelurahan Sukorejo. Warga harus berjalan sekitar satu kilometer untuk mendapatkan air bersih karena sumur sedalam enam meter sudah tidak mengeluarkan air satu bulan ini. Namun, hingga kini mereka belum mendapat bantuan air bersih, padahal sudah mengajukan permintaan.
Beberapa waktu lalu, Wali Kota mengatakan sudah mengirim sembilan tangki air ke Gunungpati. Akan tetapi ketika dikonfirmasi ke Bagian Sosial maupun ke Bidang Kesiagaan dan Penanggulangan Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas), aparat tidak mengetahui rencana pengiriman bantuan air bersih.
Sikap itu menunjukkan Pemkot Semarang tidak serius mengantisipasi bencana kekeringan yang dirasakan masyarakat Gunungpati sebulan ini. Ketidakseriusan ini masih ditambah belum adanya data daerah kekeringan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
"Kami baru mendata per kelurahan tetapi belum semuanya karena ada yang belum mengembalikan formulir pengisian data. Mungkin minggu depan datanya baru bisa lengkap," kata Pribadi, Kepala Bidang Kesiagaan dan Penanggulangan Kesbanglinmas.
Proaktif
Sekretaris Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, Elvi Zuhroh mengatakan seharusnya Pemkot Semarang proaktif mendata seluruh daerah rawan kekeringan. Pendataan dapat dilakukan dengan mengkoordinasi dinas terkait mencari solusi mengatasi kekeringan.
"Jangan hanya menunggu dan memberikan lip service saja. Apalagi, pemkot kan mempunyai komitmen mensejahterakan masyarakat, jadi harus memberikan pelayanan prima," kata Elvi yang mengaku Komisi E belum mempunyai rencana membicarakan antisipasi bencana kekeringan dengan dinas terkait.
Menurut Elvi, antisipasi bencana kekeringan ini merupakan tindakan yang segera dilakukan oleh Pemkot Semarang agar masyarakat tidak terlalu lama menderita dan menunggu bantuan. Pemkot juga diminta jangan hanya memikirkan bencana bajir dan longsor saja tetapi juga harus mencari solusi untuk mengatasi kekurangan air bersih dan dampak kekeringan lainnya.
Tidak konsisten
Sekretaris Eksekutif Lembaga Pembinaan dan Pembinaan Konsumen (LP2K) Ngargono mengatakan, pemkot tidak konsisten dengan janjinya akan memberikan bantuan air bersih.
"Kalau bisa jangan mengumbar janji. Karena sangat disayangkan jika pemkot yang wajib memberikan bantuan kepada warga yang terkena musibah kekeringan malah hanya bisa menjanjikan," kata Ngargono.
LP2K berencana membuat saluran air dari sumber air di tengah hutan Kecamatan Gunungpati untuk memenuhui kebutuhan air warga Kelurahan Pongangan. Menurut Ngargono, dana untuk membuat saluran air tersebut bantuan World Food Program (WFP) Rp 40 juta untuk tahap I.
Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang hanya dapat mendistribusikan bantuan air bersih untuk menghadapi bencana kekeringan tahun ini. Bantuan air bersih yang didistribusikan melalui 14 tangki milik Pemkot Semarang itu pun akan diberikan bila masyarakat sudah mengeluh kekurangan air. Menurut rencana, penyaluran air bersih ke daerah rawan kekeringan akan diberikan cuma-cuma kepada masyarakat.Bantuan air bersih itu sampai sekarang belum terealisasi. Pemkot tampaknya masih menunggu laporan dari masyarakat yang membutuhkan air. Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip, Kamis (4/7), mengatakan sampai saat ini, kebutuhan air bersih belum mendesak, begitu pula untuk warga Gunungpati yang belakangan berteriak kekurangan air.
"Kalau mereka belum membutuhkan air, untuk apa kita mendrop air bersih," kata Sukawi Sutarip.
Seperti diberitakan (Kompas 3/7), warga Gunungpati mulai kesulitan mendapatkan air bersih terutama Kelurahan Pongangan dan Kelurahan Sukorejo. Warga harus berjalan sekitar satu kilometer untuk mendapatkan air bersih karena sumur sedalam enam meter sudah tidak mengeluarkan air satu bulan ini. Namun, hingga kini mereka belum mendapat bantuan air bersih, padahal sudah mengajukan permintaan.
Beberapa waktu lalu, Wali Kota mengatakan sudah mengirim sembilan tangki air ke Gunungpati. Akan tetapi ketika dikonfirmasi ke Bagian Sosial maupun ke Bidang Kesiagaan dan Penanggulangan Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas), aparat tidak mengetahui rencana pengiriman bantuan air bersih.
Sikap itu menunjukkan Pemkot Semarang tidak serius mengantisipasi bencana kekeringan yang dirasakan masyarakat Gunungpati sebulan ini. Ketidakseriusan ini masih ditambah belum adanya data daerah kekeringan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
"Kami baru mendata per kelurahan tetapi belum semuanya karena ada yang belum mengembalikan formulir pengisian data. Mungkin minggu depan datanya baru bisa lengkap," kata Pribadi, Kepala Bidang Kesiagaan dan Penanggulangan Kesbanglinmas.
Proaktif
Sekretaris Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang, Elvi Zuhroh mengatakan seharusnya Pemkot Semarang proaktif mendata seluruh daerah rawan kekeringan. Pendataan dapat dilakukan dengan mengkoordinasi dinas terkait mencari solusi mengatasi kekeringan.
"Jangan hanya menunggu dan memberikan lip service saja. Apalagi, pemkot kan mempunyai komitmen mensejahterakan masyarakat, jadi harus memberikan pelayanan prima," kata Elvi yang mengaku Komisi E belum mempunyai rencana membicarakan antisipasi bencana kekeringan dengan dinas terkait.
Menurut Elvi, antisipasi bencana kekeringan ini merupakan tindakan yang segera dilakukan oleh Pemkot Semarang agar masyarakat tidak terlalu lama menderita dan menunggu bantuan. Pemkot juga diminta jangan hanya memikirkan bencana bajir dan longsor saja tetapi juga harus mencari solusi untuk mengatasi kekurangan air bersih dan dampak kekeringan lainnya.
Tidak konsisten
Sekretaris Eksekutif Lembaga Pembinaan dan Pembinaan Konsumen (LP2K) Ngargono mengatakan, pemkot tidak konsisten dengan janjinya akan memberikan bantuan air bersih.
"Kalau bisa jangan mengumbar janji. Karena sangat disayangkan jika pemkot yang wajib memberikan bantuan kepada warga yang terkena musibah kekeringan malah hanya bisa menjanjikan," kata Ngargono.
LP2K berencana membuat saluran air dari sumber air di tengah hutan Kecamatan Gunungpati untuk memenuhui kebutuhan air warga Kelurahan Pongangan. Menurut Ngargono, dana untuk membuat saluran air tersebut bantuan World Food Program (WFP) Rp 40 juta untuk tahap I.
Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh
0 comments:
Post a Comment