Jasa Pengeboran Air Tanah
Pemerintah Akui Belum Mencukupi Air Bersih di Daerah Tertinggal
Rabu, 17 November 2004 | 20:06 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Ade Djumarma mengakui, pemerintah selama ini belum mencukupi persediaan air bersih melalui pemboran air tanah.
Padahal, sejak 1995 Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral telah melakukan kegiatan penyediaaan air bersih di daerah sulit air dan daerah tertinggal dengan cara pengeboran air tanah.
Dari pembangunan prasarana air bersih ini diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat setempat. Namun, dari sekitar 900 pengeboran air tanah yang dibutuhkan, hingga tahun ini baru 102 saja yang dapat terealisasi.
Ade menjelaskan, di samping kendala biaya, hambatan lain adalah kurangnya tenaga pelaksana pengeboran air tanah. “Dalam satu tahun, kami hanya dapat melakukan pengeboran sumur air tanah sekitar 20 sumur,” ucapnya.
Dengan 102 lokasi yang telah dibuat, jumlah air yang telah dihasilkan baru sekitar 200 liter per detik. Sedangkan jumlah masyarakat yang bisa disediakan air bersih mencapai 200.ribu jiwa, dengan asumsi 1 liter per detik air digunakan untuk 1.000 jiwa atau per jiwa membutuhkan 86 liter per hari. Sedangkan untuk lahan pertanian yang terbantu pengairannya mencapai 200 hektar.
Menurut dia, daerah yang dibuatkan sumur dengan melakukan pengeboran air tanah ini haruslah tergolong daerah tertinggal. Syarat lainnya adalah tergolong daerah yang rawan air bersih serta memiliki kondisi hidrogeologi yang ada air tanahnya.
Jarak dan elevasi titik lokasi terhadap pemukiman pun menjadi pertimbangan, baik secara ekonomis maupun teknis.
Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh 021-73888872
Rabu, 17 November 2004 | 20:06 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Ade Djumarma mengakui, pemerintah selama ini belum mencukupi persediaan air bersih melalui pemboran air tanah.
Padahal, sejak 1995 Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral telah melakukan kegiatan penyediaaan air bersih di daerah sulit air dan daerah tertinggal dengan cara pengeboran air tanah.
Dari pembangunan prasarana air bersih ini diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat setempat. Namun, dari sekitar 900 pengeboran air tanah yang dibutuhkan, hingga tahun ini baru 102 saja yang dapat terealisasi.
Ade menjelaskan, di samping kendala biaya, hambatan lain adalah kurangnya tenaga pelaksana pengeboran air tanah. “Dalam satu tahun, kami hanya dapat melakukan pengeboran sumur air tanah sekitar 20 sumur,” ucapnya.
Dengan 102 lokasi yang telah dibuat, jumlah air yang telah dihasilkan baru sekitar 200 liter per detik. Sedangkan jumlah masyarakat yang bisa disediakan air bersih mencapai 200.ribu jiwa, dengan asumsi 1 liter per detik air digunakan untuk 1.000 jiwa atau per jiwa membutuhkan 86 liter per hari. Sedangkan untuk lahan pertanian yang terbantu pengairannya mencapai 200 hektar.
Menurut dia, daerah yang dibuatkan sumur dengan melakukan pengeboran air tanah ini haruslah tergolong daerah tertinggal. Syarat lainnya adalah tergolong daerah yang rawan air bersih serta memiliki kondisi hidrogeologi yang ada air tanahnya.
Jarak dan elevasi titik lokasi terhadap pemukiman pun menjadi pertimbangan, baik secara ekonomis maupun teknis.
Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh 021-73888872
0 comments:
Post a Comment