Spesialis Gali Sumur Bor dan Artesis
Banda Aceh, Endonesia -- Lain relawan, lain pula aksinya. Kalau Front Pembela Islam (FPI) jadi spesialis evakuasi mayat, maka relawan asal Banyumas jadi tukang gali sumur. Hingga Ahad kemarin, 43 relawan yang tergabung dalam Masyarakat Banyumas Peduli Aceh (MBPA) sudah menyelesaikan pengeboran dan pengurasan 105 sumur di Banda Aceh.
Adapun target MBPA, selama berada di Aceh, relawan yang merupakan gabungan dari Masyarakat Muslim Banyumas (MMB) dan Himpunan Masyarakat Aceh di Banyumas (HIMABA) itu akan mengebor dan menguras 1.000 sumur.
''Dalam menjalankan program ini kami mengandalkan potensi alam. Sebagian sumur masyarakat kita kuras dan kita jernihkan, di samping membuat sumur-sumur bor yang baru,'' kata Koordinator Teknik Ir. Salahuddin, kepada Acehkita di Banda Aceh, kemarin.
Tentang lokasi tempat mereka beraksi, papar Salahudin, mereka batasi hanya di Banda Aceh, Meulaboh, dan Lhoksemauwe. Yang sudah rampung digarap adalah sumur-sumur di Kecamatan Meuraxa, Lanteumen Timur, dan Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh, Bung Cala, dan Lhok Nga (Aceh Besar). Sedangkan yang masih dalam pengerjaan adalah pembuatan sumur artesis di tiga tempat, yakni di Masjid Lamprit Banda Aceh, pantai barat, dan Lhokseumawe.
Salahudin tak menjelaskan mengapa terjadi penurunan rencana bersih-bersih sumur. Semula, menurut keterangan Badan Koordinasi Ormas Islam (BKOI), lembaga yang mengkoordinasi bantuan umat Islam di Jawa Tengah, MBAP akan menggarap 10 ribu sumur selama 100 hari masa 'recovery' di Aceh. Untuk itu, mereka dibekali 50 unit alat pembersih sumur.
''Jika setiap hari dapat dibersihkan 100 sumur, berarti selama recovery 100 hari, akan dapat dibersihkan 10.000 sumur,'' kata Ketua BKOI Ir. Syarief Baasir, pekan lalu, kepada Pikiran Rakyat.
Selain alat pembersih sumur, relawan Banyumas juga membawa 20 unit instalasi pengolah air minum. Setiap instalasi mampu menghasilkan 12 liter air permenti atau 7.000 liter per hari. Bila semuanya terpasang, total air yang dihasilkan sebanyak 140 ribu liter per hari bisa dimanfaatkan oleh 28 ribu pengungsi tsunami. ? acehkita/pikiranrakyat/che
Adapun target MBPA, selama berada di Aceh, relawan yang merupakan gabungan dari Masyarakat Muslim Banyumas (MMB) dan Himpunan Masyarakat Aceh di Banyumas (HIMABA) itu akan mengebor dan menguras 1.000 sumur.
''Dalam menjalankan program ini kami mengandalkan potensi alam. Sebagian sumur masyarakat kita kuras dan kita jernihkan, di samping membuat sumur-sumur bor yang baru,'' kata Koordinator Teknik Ir. Salahuddin, kepada Acehkita di Banda Aceh, kemarin.
Tentang lokasi tempat mereka beraksi, papar Salahudin, mereka batasi hanya di Banda Aceh, Meulaboh, dan Lhoksemauwe. Yang sudah rampung digarap adalah sumur-sumur di Kecamatan Meuraxa, Lanteumen Timur, dan Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh, Bung Cala, dan Lhok Nga (Aceh Besar). Sedangkan yang masih dalam pengerjaan adalah pembuatan sumur artesis di tiga tempat, yakni di Masjid Lamprit Banda Aceh, pantai barat, dan Lhokseumawe.
Salahudin tak menjelaskan mengapa terjadi penurunan rencana bersih-bersih sumur. Semula, menurut keterangan Badan Koordinasi Ormas Islam (BKOI), lembaga yang mengkoordinasi bantuan umat Islam di Jawa Tengah, MBAP akan menggarap 10 ribu sumur selama 100 hari masa 'recovery' di Aceh. Untuk itu, mereka dibekali 50 unit alat pembersih sumur.
''Jika setiap hari dapat dibersihkan 100 sumur, berarti selama recovery 100 hari, akan dapat dibersihkan 10.000 sumur,'' kata Ketua BKOI Ir. Syarief Baasir, pekan lalu, kepada Pikiran Rakyat.
Selain alat pembersih sumur, relawan Banyumas juga membawa 20 unit instalasi pengolah air minum. Setiap instalasi mampu menghasilkan 12 liter air permenti atau 7.000 liter per hari. Bila semuanya terpasang, total air yang dihasilkan sebanyak 140 ribu liter per hari bisa dimanfaatkan oleh 28 ribu pengungsi tsunami. ? acehkita/pikiranrakyat/che
Categories:
jasa pengeboran sumur,
sumur artesis,
sumur bor,
sumur dalam,
sumur rumah,
sumur submersible
0 comments:
Post a Comment