Projek Sumur Bor Bernilai Miliaran Rupiah tak Berfungsi
Pembangunannya Sudah Selesai 2 Tahun Lalu

CIANJUR, (PR).-
Projek prasarana air bersih yang menghabiskan biaya sekira Rp 1,2 miliar di Kec. Bojongpicung Kab. Cianjur, dibiarkan tidak berfungsi. Padahal, pembangunan dua sumur bor dan hidran umum, termasuk pemasangan pipa ke empat desa rawan air bersih itu, sudah selesai sejak dua tahun lalu.
SEORANG anak bermain di instalasi air bersih di Kp. Sipon Desa Haurwangi Kec. Bojongpicung Kab. Cianjur, Rabu (17/5). Instalasi yang dibiayai dari dana PKPS (program kompensasi pengurangan subsidi) BBM tahun 2004 senilai lebih dari Rp 1 miliar ini masih belum berfungsi. Padahal warga sudah lama berharap bisa segera direalisasikan, apalagi daerahnya termasuk rawan air bersih.*YUSUF ADJI/"PR"

Projek prasarana air itu rencananya dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Desa Haurwangi, Mekarsari, Kertasari, dan Ramasari Kec. Bojong Picung. Sumber dananya menggunakan biaya APBN tahun 2004, berupa dana PKPS (program kompensasi pengurangan subsidi) BBM tahun 2004 sekira Rp 1,02 miliar untuk membangun sumur bor di Kp. Simpon Desa Haurwangi, hidran umum dan pipa ke empat desa. Sedangkan dana APBD Cianjur tahun 2005 sekira Rp 190 juta, digunakan untuk membangun sumur bor di Kp. Palalangon Desa Kertasari.

Terkait dengan pembangunan prasarana air bersih tersebut, Kepala Desa Haurwangi Mamat Rahmat saat ditemui di kantornya, Rabu (17/5) membenarkan adanya pembangunan prasarana air bersih di daerahnya. Rencana awalnya, dibangun satu sumur bor untuk memenuhi kebutuhan empat desa, termasuk pemasangan pipa. Pembangunan lokasi sumur bor dan satu ruangan kantor di Kp. Simpon Desa Haurwangi Kec. Bojongpicung Kab. Cianjur serta pemasangan pipa ke empat desa sudah selesai dilaksanakan.

Namun demikian, diakuinya hingga saat ini manfaat proyek tersebut belum dirasakan masyarakat. Berdasarkan informasi, sumur bor pertama sudah selesai dibangun tetapi debit airnya tidak mencukupi. Sehingga dibangun lagi sumur baru di Kp. Palalangon Desa Kertasari untuk mendukung sumur bor pertama. "Saya tidak tahu persis, kenapa kok sampai sekarang air itu belum juga ada," katanya.

Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Cianjur, Dede Sopyanudin membenarkan pihaknya telah menerima aspirasi berupa keluhan tentang pembangunan sarana air bersih untuk empat desa di Kec. Bojongpicung. Dia mengatakan prasarana itu seharusnya sudah bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga. Namun, kenyataannya masyarakat belum merasakan manfaatnya, mereka hingga saat ini masih kesulitan mendapatkan air bersih.

"Kami sudah meninjau ke lokasi, bangunan dan sumurnya dibiarkan tidak berfungsi. Padahal, setiap memasuki musim kemarau masyarakat sangat membutuhkan air bersih," ungkapnya.

Tak mau bayar listrik

Mengenai belum terealisasinya harapan warga tersebut, pihak Dinas Ciptakarya Kab. Cianjur menyebutkan salah satu penyebabnya karena warga menolak membayar listrik untuk menghidupkan mesin pemompa air. Hal itu diungkapkan Kepala Seksi Perencanaan Teknik Penyehatan Lingkungan Dinas Ciptakarya Kab. Cianjur Mohammad, kemarin. "Kalau warga setempat mau membayar untuk listrik, sejak dulu sarana air bersih tersebut sudah beroperasi," ujarnya.

Dia mengatakan, pembangunan sarana air bersih tersebut didanai APBN senilai Rp 1,02 miliar dan APBD Kabupaten Cianjur senilai Rp 197 juta. Dana dari APBN digunakan untuk pembangunan sumur bor pertama. Namun dari sumur pertama debit air yang dihasilkan tidak mencukupi, hanya sekira 2,5 liter/detik. Dengan kondisi tersebut, dibangun sumur kedua menggunakan dana APBD dan mampu menghasilkan debit air sekira 5 liter/detik.

Sementara data hasil penelitian dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP) Kab. Cianjur dan Lembaga Pengabdian Masyarakat Unpad Bandung terhadap kandungan air tanah di Kecamatan Bojongpicung menunjukkan, lapisan pembawa air tidak ditemukan air tanah yang dapat dimanfaatkan sekalipun dengan mengebornya. (A-116)***

Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh