Sumur Bor Untuk Warga Tak Mampu
Sumur Bor Untuk Warga Tak Mampu
Bandung, Kompas - Untuk mempermudah akses masyarakat miskin terhadap air bersih, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat menyiapkan sumur-sumur bor di sejumlah daerah yang sulit memperoleh pasokan air bersih. Sumur bor tersebut dibangun dengan memanfaatkan potensi air tanah yang pengeloaannya diserahkan kepada masyarakat.
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Simon F Sembiring, di Bandung, Kamis (29/7). Menurut dia, penggunaan air bawah tanah yang dahulu terbatas hanya untuk keperluan rumah tangga, sekarang dimanfaatkan oleh berbagai sektor seperti industri, irigasi pertanian, peternakan, pertambangan dan pariwisata.
"Oleh karena itu, negara harus menjamin kemudahan akses masyarakat dalam memperoleh air bersih," ujar Simon.
Sementara itu, Kepala Distamben Jabar Ismail Hasjim, mengatakan sesuai Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2001, penggunaan air bawah tanah difokuskan untuk konservasi yang peruntukannya diutamakan bagi konsumsi masyarakat.
Untuk itu, agar masyarakat miskin memiliki akses yang mudah terhadap air bersih, Distamben membangun sumur bor di desa-desa yang tidak memiliki sumber air selain air bawah tanah.
Ismail menambahkan, pemerintah hanya menyediakan semua kelengkapan sumur tersebut, mulai dari pengeboran, pemasangan mesin pompa, dan pembangunan penampung air (reservoir). Proses pengelolaan dan perawatan sumur bor, diserahkan kepada masyarakat sebagai pengelola.
"Kita didik masyarakat untuk mengelola sumur tersebut dengan dasar bisnis agar berkelanjutan," kata Ismail. Masyarakat pengguna air akan dikenai pungutan oleh pengelola. Dana yang terkumpul tersebut, selanjutnya digunakan untuk memelihara sumur bor.
Jika dari uang yang dikumpulkan tersebut masih tersisa, maka dapat dijadikan uang kas desa. Menurut Ismail, sumur bor tersebut telah dibangun di Cianjur, Purwakarta, dan Cirebon. Sedangkan daerah lain yang diprioritaskan untuk segera dibangun sumur bor adalah Sumedang dan Bekasi.
Namun, Ismail tidak dapat menentukan berapa jumlah sumur yang dibangun setiap tahunnya karena tergantung anggaran yang ada. Meskipun demikian, kapasitas sumur tersebut harus mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari, yaitu sebanyak 70-80 liter per kapita
Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh
Bandung, Kompas - Untuk mempermudah akses masyarakat miskin terhadap air bersih, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat menyiapkan sumur-sumur bor di sejumlah daerah yang sulit memperoleh pasokan air bersih. Sumur bor tersebut dibangun dengan memanfaatkan potensi air tanah yang pengeloaannya diserahkan kepada masyarakat.
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Simon F Sembiring, di Bandung, Kamis (29/7). Menurut dia, penggunaan air bawah tanah yang dahulu terbatas hanya untuk keperluan rumah tangga, sekarang dimanfaatkan oleh berbagai sektor seperti industri, irigasi pertanian, peternakan, pertambangan dan pariwisata.
"Oleh karena itu, negara harus menjamin kemudahan akses masyarakat dalam memperoleh air bersih," ujar Simon.
Sementara itu, Kepala Distamben Jabar Ismail Hasjim, mengatakan sesuai Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2001, penggunaan air bawah tanah difokuskan untuk konservasi yang peruntukannya diutamakan bagi konsumsi masyarakat.
Untuk itu, agar masyarakat miskin memiliki akses yang mudah terhadap air bersih, Distamben membangun sumur bor di desa-desa yang tidak memiliki sumber air selain air bawah tanah.
Ismail menambahkan, pemerintah hanya menyediakan semua kelengkapan sumur tersebut, mulai dari pengeboran, pemasangan mesin pompa, dan pembangunan penampung air (reservoir). Proses pengelolaan dan perawatan sumur bor, diserahkan kepada masyarakat sebagai pengelola.
"Kita didik masyarakat untuk mengelola sumur tersebut dengan dasar bisnis agar berkelanjutan," kata Ismail. Masyarakat pengguna air akan dikenai pungutan oleh pengelola. Dana yang terkumpul tersebut, selanjutnya digunakan untuk memelihara sumur bor.
Jika dari uang yang dikumpulkan tersebut masih tersisa, maka dapat dijadikan uang kas desa. Menurut Ismail, sumur bor tersebut telah dibangun di Cianjur, Purwakarta, dan Cirebon. Sedangkan daerah lain yang diprioritaskan untuk segera dibangun sumur bor adalah Sumedang dan Bekasi.
Namun, Ismail tidak dapat menentukan berapa jumlah sumur yang dibangun setiap tahunnya karena tergantung anggaran yang ada. Meskipun demikian, kapasitas sumur tersebut harus mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari, yaitu sebanyak 70-80 liter per kapita
Dunia Pompa : Dunia Pompa Air Bersih Sumur Bor Artesis Atasi Bau Kering Kuning Tercemar dan Keruh
0 comments:
Post a Comment